RIYADH (11/11) - Dalam Konferensi Dunia Muslim, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Anis Matta, mewakili Presiden Prabowo Subianto, menyampaikan komitmen kuat Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Dalam pidatonya, Anis mengucapkan terima kasih atas undangan konferensi ini dan menyerukan solidaritas serta perlawanan kolektif dari dunia Muslim untuk menghentikan penderitaan rakyat Palestina.
Indonesia mengusulkan beberapa langkah konkret yang dapat diambil bersama untuk mendukung kemerdekaan Palestina:
1. Penguatan Diplomasi untuk Mengakhiri Konflik
Indonesia mendorong negara-negara Muslim memperkuat diplomasi guna mengakhiri konflik yang berkepanjangan di Gaza dan Lebanon.
2. Dukungan Kemanusiaan bagi Palestina
Indonesia mendesak penghapusan segala hambatan dalam distribusi bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.
3. Pembentukan Koalisi Global untuk Palestina
Usulan pembentukan koalisi global ini bertujuan memperkuat dukungan internasional bagi Palestina.
4. Pemutusan Hubungan Ekonomi dengan Israel
Indonesia mengusulkan agar negara-negara Muslim menghentikan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Israel serta perusahaan yang mendukung agenda Zionis. Sebagai alternatif, Indonesia mendorong peningkatan kerja sama ekonomi antarnegara Muslim.
5. Penolakan Hubungan Diplomatik dengan Israel
Anis meminta negara-negara Muslim menolak segala bentuk upaya untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Menanggapi pidato ini, Fathiyakan, Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP KAMMI, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah yang diambil Kementerian Luar Negeri yang disampaikan oleh Anis Matta. Dalam pernyataan resminya, Fathiyakan menegaskan, “Bidang Hubungan Luar Negeri PP KAMMI mendukung seluruh langkah-langkah Kementerian Luar Negeri, khususnya Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta dalam upaya kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionis Israel.” Hal ini selaras dengan Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa, "Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan."
Di akhir pidatonya, Anis menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina merupakan amanat konstitusi dan kewajiban moral bangsa Indonesia yang lahir dari sejarah panjang perjuangan melawan penjajahan. "Kemerdekaan Palestina adalah amanat konstitusi, kewajiban Islam, dan panggilan hati nurani, " tegas Anis. "Tidak ada arti kemerdekaan jika masih ada penindasan! Kullunaa Filistiin (kita semua adalah Palestina)." Ia juga berharap Palestina segera mencapai kemerdekaan penuh dan berdoa agar umat Muslim dapat beribadah dengan damai di Masjid Al-Aqsa.